Semua tulisan dari Redaktoro de IEA

Pertemuan Pertama Di 2020

Pada 19 Januari telah terlaksana pertemuan pertama asosiasi.  Kali ini kami mengadakannya di suatu tempat pertemuan  (co-working space) yang berada di stasiun kereta KRL.  Seorang anggota yang baru pertama kali hadir menceritakan tentang caranya mempelajari Esperanto secara mandiri sebelum dia menemukan informasi mengenai Asosiasi Esperanto Indonesia melalui internet. Dia mulai mengenal Esperanto ketika sedang menempuh studinya di Tiongkok. Anggota lainnya juga turut berbagi cerita mengenai pengalamannya dengan Esperanto. Selanjutnya, kami belajar bersama mengenai penggunaan sufiks -ig-, -iĝi- didalam kalimat. Kami menggunakan buku-buku “Esperanto dengan Metode Langsung” dan “Kunci” dalam pembelajaran kami. Kami sepakat bahwa buku-buku tersebut membantu kami untuk belajar dasar-dasar tatabahasa Esperanto. Kami juga terkadang menggunakan materi-materi belajar yang kami dapatkan dari website, contohnya laman edukado.net

Sebelum pertemuan kami berakhir, anggota mendapat kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan-kesulitan mereka atau informasi mengenai aktivitas asosiasi dan gerakan Esperanto. Pertemuan berakhir setelah berlangsung selama 3 jam dengan suasana yang menyenangkan. Sampai bertemu dikesempatan selanjutnya!

Dilaporkan oleh Ilia Dewi

Da Nang, Tuan Rumah Kongres Esperanto Asia-Oseania ke-9

Pada tahun 2019 Kongres Esperanto Asia-Oseania ke-9 di kota Da Nang yang digelar pada tanggal 25 hingga 28 April telah berlangsung dengan sukses. Kota yang terletak di Vietnam bagian tengah itu terkenal akan pantai-pantainya serta sejarahnya di masa pendudukan Perancis di negara itu. Di Da Nang terdapat bandara internasional yang dapat memudahkan perjalanan para wisatawan asing untuk mengunjungi kota tersebut. Turisme dan perdagangan menjadikan kota itu berkembang dengan cepat.

Kongres yang kali ini bertemakan “Esperanto dan Keberagaman Budaya di Asia dan Oseania” dihadiri oleh 233 orang dari 281 yang terdaftar. Terdapat tujuh peserta dari Indonesia, termasuk perwakilan dari Asosiasi Esperanto Indonesia (IEA), Ilia Dewi, yang memberi salam hangat kepada para hadirin dalam upacara pembukaan.

Ruang kongrese dipenuhi dengan pertemuan-pertemuan yang bersahabat yang disertai berbagai acara dan kegiatan bersama yang menyenangkan. Para anggota Komite Kongres Setempat (LKK) serta dewan pengurus Komisi Gerakan Esperanto Asia-Oseania (KAOEM) yang telah mengorganisasi kongres sudah bekerjasama dengan baik untuk mewujudkannya. Komite kongres setempat juga berhasil mendapatkan perhatian dan dukungan yang besar dari berbagai instansi di Vietnam, bahkan dukungan secara finansial.

Selama empat hari, para peserta kongres dapat ambil bagian dalam berbagai acara. Ilia Dewi melaporkan bahwa dia ikut ambil bagian dalam beberapa presentasi, rapat, darmawisata, serta saling berkenalan dengan kawan-kawan baru dan lama. Pertemuan terbuka untuk Gerakan Esperanto Asia-Oseania serta beberapa rapat tertutup merupakan bagian acara terpenting yang diikutinya. Dalam beberapa rapat tertutup tersebut, para pengurus KAOEM yang saat ini menjabat saling berdiskusi dengan para anggota tentang pokok bahasan penting yang berhubungan dengan pertemuan selanjutnya yaitu Kongres Asia-Oseania ke-10 serta pemilihan untuk pimpinan komisi yang baru. Telah diputuskan bahwa Korea akan menjadi tuan rumah kongres pada tahun 2022 serta para pengurus KAOEM yang terpilih untuk periode 2019–2022 terdiri dari presiden baru, Nisinaga Atusi dari Jepang, wakil presiden Nguyen Thi Phuong Mai dari Vietnam, sekretaris Oh Soonmo dari Korea dan Ilia Dewi dari Indonesia sebagai wakil sekretaris.

Beberapa kegiatan lain yang patut dikenang bagi dia adalah penanaman pohon di taman muda-mudi. Pada Sabtu pagi, para peserta kongres bergabung untuk menanam lima pohon hijau Zamenhof. Kegiatan penanaman itu menandai acara tingkat internasional di kota Da Nang dan tidak hanya berperan untuk menghijaukan taman tersebut, namun di saat bersamaan juga mempererat persahabatan, perdamaian, rasa solidaritas dan kerjasama di antara orang-orang di sekeliling dan di seluruh dunia. Setelah itu para partisipan kongres mengunjungi toko di “kota batu”.

 

Pada “malam internasional”, Ilia Dewi berkontribusi dengan memperkenalkan sedikit budaya Indonesia lewat tarian dan lagu dari Jakarta kepada para peserta kongres. Partisipan lain asal Indonesia, Syauqi, membaca sebuah puisi dalam bahasa Sunda. Malam itu merupakan malam yang sangat indah dan seru yang diisi dengan kegiatan kesenian dari peserta-peserta yang berbakat.

Upacara penutupan kongres dimulai pada pukul dua siang dan dimulai sambutan singkat oleh SO Jinsu, mantan presiden KAOEM. Inumaru Fumio, mantan wakil presiden memberi laporan singkat tentang pelaksanaan kongres dan juga S-ro Enkhee, mantan sekretaris yang memberi laporan singkat tentang statistik peserta kongres. Terakhir grup penutur Esperanto dari Vietnam menyanyikan lagu “Grandigu Nian Rondon” dan dilanjutkan dengan penutupan resmi kongres.

Diterjemahkan oleh Victor Max

Kongres Bersama Ke-2 Antara Jepang & Korea

Pada tanggal 12 hingga 14 Oktober 2018, telah berlangsung Kongres Bersama antara Jepang dan Korea di kota Nara, Jepang. Kota itu terletak di wilayah Kansai, di antara dua kota yaitu Kyoto dan Osaka. Pada kongres tersebut 543 orang dari berbagai negara yaitu 68 peserta dari Korea, 7 peserta dari Tiongkok, serta peserta dari Prancis, Chile, Kanada, Hongaria, Taiwan, Vietnam, Jerman, Iran, Filipina, India, dan Indonesia.

Pembukaan kongres berlangsung pada pagi hari tanggal 13 Oktober di gedung kebudayaan Prefektur Nara sebagai tempat utama kongres. Acara diwarnai dengan beragam presentasi, pertemuan rapat, kursus, presentasi kebudayaan, musik, darmawisata dan masih banyak lagi. Selama kongres, para peserta juga dapat mengalami pengalaman seremoni minum teh, yang mewakili keunikan dari budaya Jepang. Dalam darmawisata, para peserta kongres mengunjungi banyak tempat yang indah atau hanya sekadar berjalan-jalan ke taman kota Nara yang terletak dekat dengan tempat kongres. Di sana orang dapat melihat banyak rusa yang hidup bebas di taman itu sambil mengunjungi berbagai Situs Warisan Dunia.

Pada kongres tersebut juga berlangsung pertemuan yang membahas berbagai kegiatan di Asia. Ilia, yang merupakan perwakilan Indonesia satu-satunya menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan Asoasiasi Esperanto Indonesia (IEA) tahun 2017-2018 yang telah terlaksana serta berbicara sedikit tentang gerakan Esperanto di negaranya. Dia mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan sebuah forum yang baik untuk mendengarkan berbagai presentasi dari gerakan Esperanto di negara-negara Asia dan saat yang baik untuk berdiskusi di antara para penggiat.

Di saat yang bersamaan di kongres tersebut, digelar pula Kongres Esperanto Jepang ke-105 dan Kongres Esperanto Korea ke-50. Pada upacara penutupan, para anggota Komite Kongres Setempat (LKK) dari kedua kongres itu naik ke atas panggung dan menerima karangan bunga, sebab mereka telah berhasil bekerjasama untuk mengorganisasi kongres selama tiga hari.

Setelah kongres berakhir, beberapa peserta segera pulang kembali ke negara atau kotanya masing-masing tapi beberapa dari mereka masih tinggal di kota Nara. Perwakilan kami, Ilia, juga menghabiskan satu malam dan pada keesokan harinya dia melanjutkan perjalanan ke Osaka dimana dia ingin menghabiskan waktu selama dua hari sebelum mengunjungi Pusat Oomoto di Kameoka. Dia berpendapat bahwa keikutsertaannya pada kongres bersama tersebut merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan, terutama ketika dia mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Pusat Oomoto selama dua hari.

Diterjemahkan oleh Victor Max