Pada tahun 2019 Kongres Esperanto Asia-Oseania ke-9 di kota Da Nang yang digelar pada tanggal 25 hingga 28 April telah berlangsung dengan sukses. Kota yang terletak di Vietnam bagian tengah itu terkenal akan pantai-pantainya serta sejarahnya di masa pendudukan Perancis di negara itu. Di Da Nang terdapat bandara internasional yang dapat memudahkan perjalanan para wisatawan asing untuk mengunjungi kota tersebut. Turisme dan perdagangan menjadikan kota itu berkembang dengan cepat.
Kongres yang kali ini bertemakan “Esperanto dan Keberagaman Budaya di Asia dan Oseania” dihadiri oleh 233 orang dari 281 yang terdaftar. Terdapat tujuh peserta dari Indonesia, termasuk perwakilan dari Asosiasi Esperanto Indonesia (IEA), Ilia Dewi, yang memberi salam hangat kepada para hadirin dalam upacara pembukaan.
Ruang kongrese dipenuhi dengan pertemuan-pertemuan yang bersahabat yang disertai berbagai acara dan kegiatan bersama yang menyenangkan. Para anggota Komite Kongres Setempat (LKK) serta dewan pengurus Komisi Gerakan Esperanto Asia-Oseania (KAOEM) yang telah mengorganisasi kongres sudah bekerjasama dengan baik untuk mewujudkannya. Komite kongres setempat juga berhasil mendapatkan perhatian dan dukungan yang besar dari berbagai instansi di Vietnam, bahkan dukungan secara finansial.
Selama empat hari, para peserta kongres dapat ambil bagian dalam berbagai acara. Ilia Dewi melaporkan bahwa dia ikut ambil bagian dalam beberapa presentasi, rapat, darmawisata, serta saling berkenalan dengan kawan-kawan baru dan lama. Pertemuan terbuka untuk Gerakan Esperanto Asia-Oseania serta beberapa rapat tertutup merupakan bagian acara terpenting yang diikutinya. Dalam beberapa rapat tertutup tersebut, para pengurus KAOEM yang saat ini menjabat saling berdiskusi dengan para anggota tentang pokok bahasan penting yang berhubungan dengan pertemuan selanjutnya yaitu Kongres Asia-Oseania ke-10 serta pemilihan untuk pimpinan komisi yang baru. Telah diputuskan bahwa Korea akan menjadi tuan rumah kongres pada tahun 2022 serta para pengurus KAOEM yang terpilih untuk periode 2019–2022 terdiri dari presiden baru, Nisinaga Atusi dari Jepang, wakil presiden Nguyen Thi Phuong Mai dari Vietnam, sekretaris Oh Soonmo dari Korea dan Ilia Dewi dari Indonesia sebagai wakil sekretaris.
Beberapa kegiatan lain yang patut dikenang bagi dia adalah penanaman pohon di taman muda-mudi. Pada Sabtu pagi, para peserta kongres bergabung untuk menanam lima pohon hijau Zamenhof. Kegiatan penanaman itu menandai acara tingkat internasional di kota Da Nang dan tidak hanya berperan untuk menghijaukan taman tersebut, namun di saat bersamaan juga mempererat persahabatan, perdamaian, rasa solidaritas dan kerjasama di antara orang-orang di sekeliling dan di seluruh dunia. Setelah itu para partisipan kongres mengunjungi toko di “kota batu”.
Pada “malam internasional”, Ilia Dewi berkontribusi dengan memperkenalkan sedikit budaya Indonesia lewat tarian dan lagu dari Jakarta kepada para peserta kongres. Partisipan lain asal Indonesia, Syauqi, membaca sebuah puisi dalam bahasa Sunda. Malam itu merupakan malam yang sangat indah dan seru yang diisi dengan kegiatan kesenian dari peserta-peserta yang berbakat.
Upacara penutupan kongres dimulai pada pukul dua siang dan dimulai sambutan singkat oleh SO Jinsu, mantan presiden KAOEM. Inumaru Fumio, mantan wakil presiden memberi laporan singkat tentang pelaksanaan kongres dan juga S-ro Enkhee, mantan sekretaris yang memberi laporan singkat tentang statistik peserta kongres. Terakhir grup penutur Esperanto dari Vietnam menyanyikan lagu “Grandigu Nian Rondon” dan dilanjutkan dengan penutupan resmi kongres.
Diterjemahkan oleh Victor Max